Rabu, 05 Oktober 2011

AUTEKOLOGI DAN STUDI POPULASI Myristica teijsmannii Miq (Myristicaceae) DI CAGAR ALAM PULAU SEMPU, JAWA TIMUR


Myristicaceae merupakan family khas kawasan tropis dengan Myristica sebagai genus terbesar. Di antara 175 spesias 9 spesies merupakan spesias asli Indonesia bahkan beberapa termasuk endemic dan di lindungi undang-undang. Salah satu spesies anggota Myristicaceae yang termasuk kategori endangered atau genting menurut the Intarnational Union for the Conservation of Nature and Natural Resource (IUCN), adalah Myristica teijsmannii Miq. atau di kenal dengan nama Durenan, Palan, Kosar atau Kayu Resep di Jawa Timur.  
Spesies ini penyebarannya sangat jarang dan baru di temukan di Jawa Timur yaitu di Pulau Sempu, di kawasan Pacitan- Gunung Kawi, Gunung Wilis, serta Gunung Anjasmoro.
A.    TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian untuk mengetahui struktur dan status populasi di Cagar Alam Pulau Sempu, berdasarkan data kuantitatif, serta menentukan karakteristik habitat dan interaksinya dengan kondisi lingkungan untuk mendapatkan data distribusi geografis dari populasinya di Pulau Sempu.

B.     METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode data kuantitatif untuk mengetahui populasi terbanyak yang terdapat pada kawasan Cagar Alam Pulau Sempu.

C.     HASIL ANALISIS PENELITIAN
Studi populasi Myristica teijsmannii Miq (Myristicaceae) di Cagar Alam  Pulau Sempu, Jawa Timur termasuk autekologi karena di lihat dari pengertiannya autekologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik suatu jenis organisme dengan lingkungannya yang pada umumnya bersifat eksperimental dan induktif.

D.    HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil analisis vegetasi diketahui bahwa tegakan pohon M. teijsmannii menunjukkan nilai dominasi relative dan kerapatan tertinggi di lokasi penelitian, berturut-turut sebesar 11,36% dan 13,7 individu/ha dengan indeks nilai penting sebesar 27,91% yang menunjukkan dominasi M. teijsmannii. Struktur populasinya secara keseluruhan didominasi oleh fase semai, sedangkan fase-fase yang lebih dewasa memperlihatkan kecenderungan jumlah individu yang semakin menurun dengan fase pohon memiliki proporsi terendah. Setiap lokasi penelitian memperlihatkan variasi dalam struktur populasi M. teijsmannii. Waru-waru memiliki jumlah total individu terbanyak (59 individu) sedangkan di Telaga Lele hanya ditemukan 5 individu.
Pengujian statistik untuk model distribusi populasi M. teijsmannii dengan menggunakan metode  Generalized Linear Model (GLM) terhadap pengaruh faktor topografis memberikan ketepatan model atau deviansi sebesar 1,10 yaitu berkategori baik dengan nilai signifikan pada lereng dan arah lereng. Hasil ini menunjukkan bahwa distribusi populasi M. teijsmannii ditentukan oleh lereng dan arah lereng tetapi tidak oleh ketinggian. Kehadiran individu M. teijsmannii secara signifikan dijumpai lebih banyak pada kawasan datar dengan kemiringan 0-8%, sedangkan pada kemiringan agak curam (15-25%) dijumpai populasi yang rendah. M. teijsmannii ditemukan pada seluruh kisaran kelas ketinggian di CA Pulau Sempu, tepatnya pada 25–86 m dpl sehingga variabel ketinggian lokasi tidak memberikan perbedaan yang berarti secara statistik terhadap kehadiran individu. Jumlah individu dalam plot pengamatan cenderung semakin banyak pada arah lereng yang tidak mengarah  langsung ke sebelah timur, yaitu pada utara-barat. Sebaliknya pada aspek yang langsung mengarah ke timur, jumlah individu ditemukan semakin sedikit. Jumlah individu terbanyak ditemukan pada lereng yang tidak memperoleh sinar matahari sepanjang hari. Fenomena ini mendukung dugaan bahwa spesies ini memiliki sifat semi toleran.

E.     KESIMPULAN
Dari hasil analisis dapat di simpulkan bahwa populasi Myristica teijsmannii Miq. Waru-waru memiliki jumlah total individu terbanyak (59 individu), sedangkan jumlah total di lokasi yang lain hanya di temukan 5 individu.


Sumber referensi:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar